Sunday 4 March 2012

Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis Universitas Negeri Jakarta

Tim Kerang Mempersembahkan Karya Tulis dengan Judul "ADSORBEN LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT MUARA ANGKE"



PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah perairan terbesar di dunia, luas perairan lautnya mencapai 3.257.483 km2 (belum termasuk perairan ZEE). Panjang garis pantainya mencapai 81.497 km2; ini merupakan garis pantai terpanjang di dunia. Jika ditambah dengan ZEE, maka luas perairan Indonesia sekitar 7,9 juta km2 atau 81% dari luas keseluruhan (Ginting, 1994). Hal ini menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga negara Indonesia, yaitu sebagai nelayan. Muara Angke merupakan salah satu daerah sumber ikan kedua terbesar di Jakarta, yang juga didiami oleh nelayan dari Pulau Jawa maupun dari luar Pulau Jawa. Daerah ini adalah pusat pendaratan kapal penangkap ikan, dan tempat pengolahan hasil perikanan tradisional (PHPT). Muara Angke memiliki luas daerah sebesar 25, 35 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 2724 jiwa (tahun 1991), dan meningkat menjadi 5328 jiwa (mengalami kenaikan 51% pada tahun 1995) (Murwanto, 2000).
Muara Angke juga merupakan salah satu wilayah yang perairannya sudah tercemar oleh logam berat (Rochyatun, 2007). Logam berat yang terdapat dalam perairan tersebut yaitu; logam timbal Pb. Logam berat adalah elemen kimiawi metalik dan metaloida, memiliki bobot atom, dan bobot jenis yang tinggi, yang dapat bersifat racun bagi tubuh (SNI 7387, 2009).
Produk kerang hijau untuk 1/4 ha dapat menghasilkan hingga 12-13 ton pertahun. Dari berat keseluruhan (daging dan cangkang) kandungan dagingnya kurang lebih 30% hingga akan dihasilkan cangkang kerang yang cukup melimpah (Kusumaningsih, 2008). Hasil tangkapan nelayan kerang, per hari dapat mencapai ratusan kilogram berat kotor. Sementara itu, hingga saat ini limbah cangkang kerang yang merupakan bahan sisa tak pernah diolah oleh masyarakat di sekitar Muara Angke. Umumnya pemanfaatan cangkang kerang hijau di daerah pariwisata adalah untuk bahan hiasan (Hidayat, 2008).
Keberadaan logam berat dalam suatu perairan dapat menyebabkan terganggunya ekosistem yang terdapat dalam perairan, matinya organisme tertentu, hingga berdampak buruk bagi kesehatan warga masyarakat setempat. Akibat logam berat tersebut produksi kerang hijau semakin menurun karena banyak kerang hijau yang mati. Hal ini menyebabkan perekonomian masyarakat ikut menurun.
Salah satu hal yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yaitu dengan memanfaatkan limbah cangkang kerang hijau sebagai Adsorben. Adsorben atau zat pengadsorpsi adalah bahan-bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau pada daerah tertentu di dalam partikel itu. Adsorben yang sering digunakan terbuat dari karbon aktif, batu gamping, silica gel, zeolit (Nasution, 2011).
Kerang merupakan salah satu sumber daya hayati yang berasal dari lingkungan laut. Produksi Kerang pada setiap harinya sangat berlimpah. Hal ini menyebabkan jumlah cangkang kerang yang menumpuk. Cangkang kerang yang menumpuk tidak dimanfaatkan sehingga cangkang kerang tersebut menjadi limbah yang semakin menggunung.
Limbah cangkang kerang hijau mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi. CaCO3 jika direaksikan dengan asam kuat seperti HCl dan ion logam yang terlarut dalam air, dapat mengendapkan kandungan logam. Adsorben yang terbuat dari cangkang kerang memiliki keunggulan yaitu bahan yang mudah didapatkan dan memiliki harga yang jauh lebih murah. Mengingat, karena tingginya harga adsorben karbon aktif serta sulitnya regenerasi, mendorong ini untuk mencoba memanfaatkan cangkang kerang hijau sebagai adsorben.

TUJUAN
Berdasarkan uraian pada latar belakang, tujuan yang ingin dicapai adalah Memanfaatkan limbah cangkang kerang hijau sebagai adsorben dalam upaya peningkatan Perekonomian Masyarakat Muara angke.

MANFAAT
Berdasarkan uraian pada latar belakang, manfaatnya adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan warga setempat dalam membuat adsorben
2. Meningkatkan perekonomian warga setempat dengan memproduksi adsorben

GAGASAN
Kondisi potensi masyarakat yang akan dikembangkan
Muara angke merupakan salah satu pelabuhan yang terletak di teluk Jakarta. Letaknya yang strategis dan di dukung dengan sumber daya alam yang tinggi menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas manusia di daerah tersebut. Aktivitas manusia yang tinggi menyebabkan munculnya limbah, baik berupa limbah padat maupun cair. Limbah ini dapat menyebabkan pencemaran terhadap kualitas air di kawasan Muara Angke. Salah satu penyebab pencemaran kualitas air di muara angke disebabkan oleh aktivitas manusia yang menghasilkan limbah yang mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya (B3). Salah satu B3 yang dihasilkan yaitu logam berat. logam berat yang telah tercemar pada air dapat menyebabkan terganggunya kesehatan masyarakat setempat. Selain itu ekosistem yang terdapat di perairan tersebut akan mengalami kematian.
Sebagian besar masyarakat di daerah Muara Angke bermata pencaharian sebagai nelayan. Penduduk daerah tersebut kebanyakan merupakan pendatang dengan tingkat ekonomi yang rendah. Pendapatan rata-rata yang dihasilkan yaitu sekitar Rp 200.000/hari. Penduduk yang tinggal di kawasan sekitar muara angke menempati tempat tinggal yang kumuh, bahkan rumah yang mereka diami tidak terdaftar dalam kependudukan. dengan kata lain, tidak terbentuk RT atau RW.
Hasil tangkap yang diperoleh nelayan tidak hanya ikan saja, kerang juga merupakan salah satu hasil tangkap yang cukup besar. Dalam pengelolaannya, kerang dipisahkan dari cangkangnya dan kemudian direbus. Hasil rebusan kerang kemudian dijual ke pelelangan. Hasil tangkap berupa kerang yang cukup besar ini menyebabkan limbah cangkang kerang yang dihasilkan cukup tinggi. Namun, sampai saat ini belum ada upaya dalam memanfaatkan limbah cangkang kerang. Limbah tersebut hanya menumpuk di daerah pemukiman penduduk. Limbah cangkang kerang ini dapat dimanfaatkan sebagai adsorben untuk menyerap logam berat yang terdapat di perairan Muara Angke.

Solusi yang Pernah Ada Sebelumnya
Solusi yang pernah dilakukan untuk memanfaatkan limbah cangkang kerang hijau adalah sebagai materi hiasan dinding, kerajinan tangan serta pakan ternak. Cangkang kerang juga pernah dimanfaatkan menjadi tepung kalsium sebagai bahan tambahan dalam produksi kerupuk. Sebelumnya juga telah ada pemanfaatan cangkang kerang hijau yaitu untuk membuat Porous Concrete, semacam con block (bahan bangunan yang digunakan untuk perkerasan) yang digunakan sebagai lantai parket atau taman.

Seberapa Jauh Cangkang Kerang Hijau dapat dijadikan Adsorben untuk Meningkatkan Kualitas Air

Karakteristik Kerang Hijau


Gambar 1. Kerang Hijau (Perna viridis L.)

Klasifikasi ilmiah kerang hijau
Kingdom : Animalia
Filum : Molusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Anisomyria
Famili : Mytilidae
Genus : Perna
Spesies : Perna viridis L.

        Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu komoditas dari kelompok kerang yang sudah dikenal masyarakat, disamping kerang darah (Anadara sp), kijing taiwan (Anodonta sp), dan kerang bulu. Kerang hijau adalah salah satu hewan laut yang sudah lama dikenal sebagai sumber protein hewani yang murah, kaya akan asam amino essensial (arginin, leusin, lisin). Nama lokal kerang di Indonesia antara lain kerang hijau atau kijing (Jakarta), kapal (Riau), dan kedaung (Banten) (Hidayat, 2008).
       Kerang hijau termasuk ke dalam golongan bintang lunak (molusca) bercangkang hijau yang hidup di laut dan menempel pada benda lain seperti karang, tiang bagan, tiang dermaga, dan lain-lain. Kerang ini dapat hidup pada perairan dengan kadar garam 27-35 0/00 pada kedalaman 1-7 meter. Seekor kerang hjau dewasa mampu menghasilkan telur sebanyak 12.000.000 butir yang dilepaskan ke air (Hidayat, 2008).
   Dengan demikian kerang hijau merupakan salah satu jenis kerang yang mudah untuk dibudidayakan, selain itu hasilnya sangat berlimpah. Sayangnya walaupun hasil kerang hijau melimpah, hingga saat ini penggunaan cangkang kerang hijau tidaklah banyak dilakukan (Hidayat, 2008).


Kandungan Cangkang Kerang Hijau
        Cangkang kerang mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dalam kadar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan batu gamping, cangkang telur, keramik, atau bahan lainnya. Hal ini terlihat dari tingkat kekerasan cangkang kerang. Semakin keras cangkang, maka semakin tinggi kandungan kalsium karbonat (CaCO3) nya. Maka jika direaksikan dengan asam kuat seperti HCl dan ion logam yang terlarut dalam air dapat mengendapkan kandungan logam.

Adsorben
     Adsorben atau zat pengadsorpsi adalah bahan-bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau pada daerah tertentu di dalam partikel itu. Karena pori-pori adsorben biasanya sangat kecil maka luas permukaan dalamnya menjadi beberapa kali lebih besar dari permukaan luar. Adsorben yang telah jenuh dapat diregenerasi agar dapat digunakan kembali untuk proses adsorpsi (Anonim, 2009).
       Suatu adsorben dipandang sebagai suatu adsorben yang baik untuk adsorpsi dilihat dari sisi waktu. Lama operasi terbagi menjadi dua, yaitu waktu penyerapan hingga komposisi diinginkan dan waktu regenerasi / pengeringan adsorben. Makin cepat dua varibel tersebut, berarti makin baik unjuk kerja adsorben tersebut (Anonim, 2009).

Penggolongan Adsorben
Adsorben dapat dibedakan menjadi :
1. Berdasarkan Sifatnya Terhadap Air
Adsorben merupakan bahan yang digunakan untuk menyerap komponen dari suatu campuran yang ingin dipisahkan. Secara umum, hal yang mempengaruhi kinerja adsorben adalah struktur kristalnya (zeolit dan silikat) dan sifat dari molecular sieve adsorben tersebut. Zeolit dalam jumlah yang banyak telah ditemukan baik dalam bentuk sistetis ataupun alami.
2. Berdasarkan bahannya
Klasifikasi adsorben berdasarkan bahannya dibagi menjadi dua , yaitu:
- Adsorben Organik
Adsorben organik adalah adsorben yang berasal dari bahan-bahan yang mengandung pati. Adsorben ini sudah mulai digunakan sejak tahun 1979 untuk mengeringkan berbagai macam senyawa. Beberapa tumbuhan yang biasa digunakan untuk adsorben diantaranya adalah ganyong, singkong, jagung, dan gandum. Kelemahan dari adsorben ini adalah sangat bergantung pada kualitas tumbuhan yang akan dijadikan adsorben. Oleh karena itu, adsorben ini tidak dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan (Anonim, 2009).
- Adsorben Anorganik
Adsorben ini mulai dipakai pada awal abad ke-20. Dalam perkembangannya, pemakaian dan jenis dari adsorben ini semakin beragam dan banyak dipakai orang. Penggunaan adsorben ini dipilih karena berasal dari bahan-bahan non pangan, sehingga tidak terpengaruh oleh ketersediaan pangan dan kualitasnya cenderung sama. Dalam penelitian ini, adsorben yang dipakai adalah silika gel dan molucular sieve (Anonim, 2009).

Analisis SWOT

- Strengths (Kekuatan)
1. Masyarakat mendapatkan hasil tangkapan kerang dalam jumlah banyak, sehingga limbah cangkang kerang yang dihasilkan juga berlimpah dan belum dimanfaatkan.
2. Masyarakat memiliki keinginan untuk maju dan berkembang

- Weakness (Kelemahan)
1. Masyarakat tidak memiliki pengetahuan dalam hal pemanfaatan limbah cangkang kerang sehingga cangkang kerang hanya menumpuk di daerah pemukiman mereka.
2. Pada musim hujan banyak kerang yang mati. Hal ini terjadi karena daerah perairannya tercemar oleh limbah, namun masyarakat tidak memiliki pengetahuan dalam mengatasi limbah yang ada di perairan. Hal ini menyebabkan kualitas perairan menjadi buruk. Selain itu, hasil tangkap kerang tidak maksimal.

- Opportunities (Peluang)
1. Limbah cangkang kerang sangat berlimpah di jalan dan di depan rumah warga
2. Air yang mengalir ke muara Angke seringkali menampakkan perubahan warna, bau, dan rasa setiap bulannya yang merupakan tanda bahwa limbah industri dibuang melalui sungai-sungai.

- Threats (ancaman)
1. Ketidakpedulian masyarakat akan limbah cangkang kerang
2. Adanya ancaman dari pihak luar, bisa berupa ancaman dari preman atau tokoh setempat untuk tidak mengindahkan masyarakat asing yang datang

Pihak-pihak yang dapat membantu kelancaran program
Pihak-pihak yang dapat membantu untuk mengimplementasikan gagasan antara lain :
1. Pemerintah
- Membuat kebijakan dan arahan yang dapat membantu terlaksananya program.
2. LSM
- Memberikan pelatihan dan pelaksanaan pembuatan adsorben dari cangkang kerang hijau kepada masyarakat muara angke.
3. Distributor
- Menentukan daerah tujuan operasi untuk memasarkan produk.
4. Kementrian Lingkungan Hidup
- Melakukan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan serta penanggulangan terhadap kualitas lingkungan.

Langkah yang diambil untuk Tercapainya Program

    Tahapan program pelaksanaan akan dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan terkait cangkang kerang hijau dan potensinya sebagai adsorben. Setelah permasalahan benar-benar dikemukakan, dilakukan tahap pencarian literatur untuk mendapatkan cara terbaik dalam menghancurkan cangkang cangkang kerang. Setelah cangkang cangkang kerang berhasil dibuat dalam bentuk serbuk, dilakukan pengujicobaan terhadap air yang mengandung logam.
      Setelah dapat dipastikan kemampuan cangkang kerang sebagai adsorben, dilakukan pencarian bahan lainnya yang tepat untuk menyempurnakan proses filtrasi air. Pembuatan alat filtrasi dilakukan dengan memasukkan bahan-bahan yang dapat saling sinergis dalam menjernihkan air.
       Proses sosialisasi kepada masyarakat dilakukan setelah tim pelaksana mengujicobakan sampel air yang telah difiltrasi ke laboratorium. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kadar logam berat yang dimungkinkan masih tersisa pada sampel air. Proses sosialisasi kepada masyarakat melibatkan pimpinan RT dan RW setempat sekaligus dilakukan pembahasan mengenai perencanaan pembentukan lembaga swadaya masyarakat yang akan diberikan pelatihan khusus agar dapat membuat alat filtrasi yang sama baiknya. Tim pelaksanan terus melakukan pemantauan selama kurun waktu satu bulan untuk benar-benar memastikan berjalannya kegiatan pelatihan pembuatan adsorben dari cangkang kerang.
KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan
Gagasan yang diajukan adalah adsorben limbah cangkang kerang hijau sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat Muara Angke. Pembuatan adsorben bertujuan untuk memanfaatkan limbah cangkang kerang hijau yang pemanfaatannya masih belum ada karena kekurangtahuan masyarakat serta ketidakpedulian masyarakat akan limbah. Limbah tersebut hanya dibiarkan berserakan begitu saja di jalan, dengan adanya pemanfaatan limbah cangkang kerang hijau ini maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat muara angke.
Adsorben merupakan bahan-bahan yang sangat berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori atau pada daerah tertentu di dalam partikel itu. Adsorben cangkang kerang ini dapat berfungsi untuk meningkatkan kualitas Air, baik itu air sumur, maupun air yang terdapat di industri. Adsorben ini juga dapat dijadikan sebagai pengganti atau alternatif lain dari penggunaan adsorben karbon aktif.

Teknik Implementasi
Program yang dilakukan yaitu melakukan kerja sama antara Pemerintah dan masyarakat, LSM, Distributor yang menentukan daerah tujuan operasi untuk memasarkan produk dan Kementrian Lingkungan yang melakukan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan serta penanggulangan terhadap kualitas lingkungan. Pelaksanaan sosialisasi melalui media informasi seperti televisi, radio, dan pihak tokoh masyarakat setempat. Setelah informasi diberikan, maka gagasan tersebut dapat diimplementasikan.

Prediksi Hasil Yang Akan Diperoleh
Melalui gagasan ini manfaat yang dapat dihasilkan yaitu masyarakat dapat membuat adsorben dari limbah cangkang kerang hijau, berkurangnya limbah cangkang kerang yang hanya berserakan di jalan, dan juga dapat meningkatkan hasil perekonomian masyarakat Muara Angke.
Terbang yuk >>