Huaahhhhhhhhh,, 1 tahun blog ini gak updateee.. #Maafkan aku sayang. Aku sibuk. Aku sudah punya yang lain. #NGELES hehe..
Blog : Jadi kamu lupa sama aku ??
Gw : ngga gitu kok maksudnya. Gue Cuma...
Blog : Udahlah, aku gak suka diginiin,
Gw : Tapiiiii blog, gueee kannn.......
Blog : Offline tiba2.
Gw : -_____-“ #Paket data abis ternyata.
(Percakapan Ngeselin)
Okelah tapi tak mengurangkan niat untuk cerita bahasa kalbu disini.
Kalo pada lupa sama gw, perkenalkan gw Umar Hasan, Alumni TK An-Nur, SDN Pekayon 16, SMPN 179, SMAN 98, dan Alumni UNJ jurusan Kimia. Udah itu aja.
Oiya gw juga anak KPM yang udah jadi anggota biasa haha.. Kemaren diajak sama temen2 angkatan OAB KPM gw buat naik gunung. Niatnya OAB KPM 2010. Tapi kita juga ngajak OAB KPM 2011 yang masuk UNJ 2010. Jadi intinya ini jalan2 KPM angkatan UNJ 2010.
Ada tapinya lagi. Gw ngajak FAI, Iis ngajak WIJI, Tia Ngajak KHARISMA. Dan gw syifa nono ngajak GuestStar (Deny Geo’12) Jadi gw gak tau ini family day apa.. Haha..
Tapi lanjutlah. Kita berjumlah 14 orang. 14 itu angka istimewa, KENAPA ?? Karna gw lahir tanggal 14 :D
Oke.. Awalnya gw bingung, gw ikut gak yah, karna gw udah beberapa kali GALUNG (Gagal Naik Gunung). Waktu ke GEDE, gw ada tugas ke rumah dosen. Waktu Ke CIREMAI, gw sibuk ngurusin pemberkasan skripsi. Dan Gw Khawatir bakal gagal lagi ke PAPANDAYAN. Tapi nasib berkata lain, gw diizinkan ke PAPANDAYAN #Seneng.
Setelah diizinkan sekarang masalahnya adalah Gw gak punya perlengkapan naik gunung sama sekaliiiiiiiii.. #SUARASAMBARANPETIR.
Oke, gw putuskan untuk minjem keril ke Ojay (Ade tingkat gw di KPM). Dan alhamdulillah dipinjemin. Gw minta keril (Ternyata ditawarin matras, sleeping bag juga). MAKIN MANTEP GW KE GUNUNG KALI INI. Pas ngambil keril di KPM. Dipinjemin SENTER Juga. Wah Ojayyy, #GakTauHarusBerkataApa.
Rencananya anak2 pada mau bikin video. Nah H-1 minggu persiapan pemvideoan sama persiapan logistic cukup lancar. Sampai tiba hari jumat 19 September 2014. MAKIN DEG-DEGAN COY.
Jumat, 19 September 2014
Jumat 17.00 WIB Fai sampe rumah gw, sedangkan anak2 yang kumpul di kampus berangkat ke Kampung Rambutan jam 19.00 WIB. tepatlah kita baru bisa berangkat jam 11 malem start dari kp. Rambutan. Perjalanan cukup membuat badan pegel duluan sebelum naik. Iya naik angkot 6 jam dengan keril yang super2 gede itu juga ikut naik angkot, ngebuat tulang punggung maju ke depan, kaki melilit, kepala berdiri tegak. Tidur sambil duduk tegap itu rasanyaaaa Iyuhhhhh #GAKBISATIDUR. Penderitaan itu berakhir jam 5 pagi di garut. Keluar angkot disambur udara yang dingin. Betapa bedanya udara disini dengan udara di Jakarta. Hirupan segar berlomba-lomba antara lubang hidung kanan dan kiri. Oke bersiap sholat Subuh dengan air wudhu 10 derajat.
Sabtu, 20 September 2014
Bersiap naik Jeep sampai di Kaki Papandayan..
Jumat, 19 September 2014
Jumat 17.00 WIB Fai sampe rumah gw, sedangkan anak2 yang kumpul di kampus berangkat ke Kampung Rambutan jam 19.00 WIB. tepatlah kita baru bisa berangkat jam 11 malem start dari kp. Rambutan. Perjalanan cukup membuat badan pegel duluan sebelum naik. Iya naik angkot 6 jam dengan keril yang super2 gede itu juga ikut naik angkot, ngebuat tulang punggung maju ke depan, kaki melilit, kepala berdiri tegak. Tidur sambil duduk tegap itu rasanyaaaa Iyuhhhhh #GAKBISATIDUR. Penderitaan itu berakhir jam 5 pagi di garut. Keluar angkot disambur udara yang dingin. Betapa bedanya udara disini dengan udara di Jakarta. Hirupan segar berlomba-lomba antara lubang hidung kanan dan kiri. Oke bersiap sholat Subuh dengan air wudhu 10 derajat.
Sabtu, 20 September 2014
Bersiap naik Jeep sampai di Kaki Papandayan..
Yap, Inilah kami
*Nono, Kharisma, Apri, Eko, Tia, Arul, Deny, Erwin, Wiji*
*Neo, Syifa, Iis, Umar, Fai*
Kepulan asap dari kawah papandayan turut menyapa kami, terlihat bahwa dia tak sabar menyambut kami untuk sekadar menyapa dan menanyakan “Apa kabar papandayan ??”
Langkah kaki mulai terhitung. Ribuan langkah kami pun tak cukup untuk selalu bersyukur menikmati lautan keindahan. Walau panjangnya jalan setapak ini membuat kami lelah. Tapi kami bertekad untuk bisa menyapa papandayan dari atas.
2,5 jam perjalanan kami memang tak sebanding dengan apa yang telah kami lalui di perkotaan. Tanjakan demi tanjakan, menguatkan kami satu sama lain untuk bisa sampai di atas.
Akhirnya sampai juga di perkemahan, kita mendirikan tenda dan bersiap untuk mengisi perut dengan sedikit sajian dari seksi konsumsi. Setelah itu sholat dan melanjutkan perjalanan ke tempat indah selanjutnya. Track kali ini memang lebih berat dari track sebelumnya, tapi track ini jaraknya cukup dekat karena hanya 1 jam naik ke atas.
Ya, suasana hati kian berubah dikala sampai di Tegal Alun, Ya itulah namanya, tegal Alun adalah padang edelweis yang luas. Dia memberikan sensasi cakrawala tersendiri bagi setiap penikmat keindahannya.
*Melewati barisan hutan mati*
Ya, suasana hati kian berubah dikala sampai di Tegal Alun, Ya itulah namanya, tegal Alun adalah padang edelweis yang luas. Dia memberikan sensasi cakrawala tersendiri bagi setiap penikmat keindahannya.
Aku dan kawan-kawan bersyukur bisa menginjakkan kaki kami disini.
Ini merupakan kali pertamaku menginjakan kaki di gunung sang pencipta.
Aku dengan segala kerendahan hati yang ku punya.
Bangga menjadi anak Indonesia dengan segala kekayaan yang ada di dalamnya.
Padang edelweis.
Izinkan kami berada dalam rantaian kenanganmu.
Ingatlah kalau kami pernah ada disini.
*Tegal Alun - Padang Edelweis*
Tak terasa langit makin gelap. Rasanya kami tak ingin beranjak dari tempat ini, Meski berjarak dekat dari perkemahan.
Malam pun tiba. lagi-lagi kami dikejutkan dengan suatu hal yang tak biasa. iya ini memang tak pernah ada di jakarta. Pandangan mata keluar tenda, semerbak terlihat dari kejauhan. iya kejauhan alam semesta. kulihat langit dengan segala isinya dari bawah sini. Terlihat taburan bintang diatas. Milky way baru terlihat dari sini. ya, dari papandayan. Sungguh hati ini merasa merinding, tak henti-hentinya bertasbih kepada Allah atas segala ciptaan yang indah ini. dengan cuaca dingin, suhu 7 derajat. kami membuat api unggun. Api unggun pertama yang pernah kami alami selama naik gunung. Games diadakan hanya sebagai pengisi waktu luang kami, sampai akhirnya kami memutuskan untuk masuk tenda dan tidur.
Minggu, 21 September 2014
Kami beranjak bangun untuk subuh, lalu pergi ke hutan mati, untuk hunting sunrise dan foto2.
Indah terlihat. dan kami sekali lagi menitikkan air mata ketika ditampakkan dengan cakrawala wallpaper alam.
*View Semesta - Hutan Mati*
*Gueee bangga bisa pake baju kebesaran ini di hutan mati papandayan*
*Gue juga bangga bisa berada diatara orang2 hebat seperti mereka*
#SalamSatuCangkir - Hutan Mati Papandayan
Salam penutupan : Gue, Umar Hasan, 14 Agustus 1992
Bangga pernah menginjakkan kaki di Gunung Papandayan
Bersama ke-13 orang kawan gue yang sungguh luar biasa.
Terlepas dari kondisi jakarta untuk menikmati setiap perjalanan besar ini.
Keagungan Allah lah yang bisa membuat panorama ini
membuat hati setiap penilmatnya terus bertasbih kepada-Mu
Ini memang perjalanan singkat, 2 hari 1 malam. Tapi ini merupakan perjalanan panjang bagi hati ini.
Momen ini akan terus dan selalu teringat sampai bisa pergi di cakrawala dunia yang baru.
Ucapan terima kasih Teruntuk kawan pendaki gw Kali ini Deny_Nono_Tia_Syifa_Iis_Neo_Arul_Erwin_Eko_Apri_Fai_Kharisma_Wiji
wuaww :))
ReplyDeletewahhhh ada denyyy..
ReplyDelete